STOMATA PADA DAUN TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL



LAPORAN BOTANI FARMASI II
STOMATA PADA DAUN TUMBUHAN
DIKOTIL DAN MONOKOTIL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : KELOMPOK V
KELAS 2.1
170205050                  Ririn M Pandiangan               170205057      Yohana Nababan
170205051                 Risnawat R Depari                  170205058      Susan Lorensza
170205052                 Anita C Sihotang                     170205059      Liber K Humenru
170205054                 Cut devi syuatmi                     170205060      Nurul Febrianti
170205056                 Rivay J Pasaribu                     170205169      Elisabet P Tarigan


Dosen pembimbing : Alfi Safitri M.pd

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2019

IDENTIFIKASI STOMATA SECARA MIKROSKOPI
A.     TUJUAN
·         Untuk dapat mengetahui dan dapat membedakan macam-macam stomata pada daun
·         Untuk mengetahui fragmen-fragmen yang ada dalam objek yang diamati
B.     TINJAUAN PUSTAKA
Stomata adalah bukaan pada epidermis yang sebagian besar terdapat pada bawah daun dan meregulasi pertukaran gas. Stomata dibentuk oleh dua sel epidermis yang terspesialisasi yang disebut sel penjaga yang meregulasi besarnya diameter stomata. Stomata juga terdistribusi secara spesisfik berdasarkan spesies (Ana, 2009).
Kekurangan  air di dalam jaringan tanaman dapat  disebabkan oleh kehilangan air yang berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan oleh keduanya. Namun lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain berperan sebagai alat untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat.
Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup.  Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan (Lestari, 2006).
Swainsona formosa adalah tanaman legum asli Australia yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias dalam bentuk bunga gantung, tanaman pot ataupun sebagai bunga potong. Dibandingkan dengan tanaman normal, S. formosa tetraploid memiliki ukuran luas daun yang lebih besar, bukaan stomata yang lebih lebar namun kerapatan stomata persatuan luas yang lebih rendah, ukuran bunga yang lebih besar dengan tangkai yang lebih panjang dan diameter serbuk sari yang lebih lebar dengan tingkat viabilitas yang lebih rendah (Zuriat, 2004).
Intensitas cahaya yang optimal akan mempengaruhi aktivitas stomata untuk menyerap CO2, makin tinggi intensitas cahaya matahari yang diterima oleh permukaan daun tanaman, maka jumlah absorpsi CO2, relatif makin tinggi pada kondisi jumlah curah hujan cukup, tetapi pada intensitas cahaya matahari diatas 50% absorpsi CO2mulai konstan (Nasaruddin, 2002).
Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi karbondioksida. Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan adalah satu-satunya faktor yang diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan stomata dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida, pada pertumbuhan daun dapat diketahui dengan mengukur indeks stomata (IS), yang menggambarkan rasio antara banyaknya stomata dengan jumlas sel pada permukaan daun (Johnson et al.,2002).
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika terbuka, stomata memungkinkan COuntuk memasuk ke daun untuk melakukan sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2) untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil banyak O2, dan semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar air dan penyerapan CO
(Mulyani, 2010).
Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat. Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan. Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri.Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Saktiono, 2004).
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa karakter daun yang baik menyerap debu yaitu permukaan daun licin, mengkilap, berambut, tepi daun bergelombang. Tipe stomata yang diperoleh adalah parasitik (pterocarpus) indicus willd., Swietenia macrophylla king., filicium decipiens (waight & arn) Thwaities dan polyalthia longifolia bent. & Hook var. pendula) dan anisositik. (Mimusops elengi L., dengan. Wodyetia bifurcata Ivrine dan Bambus vulgaris Schrad var
(Elis et al., 2011).
            Pembukaan stomata sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, antara lain intensitas cahaya, temperatur dan air. Faktor-faktor lingkungan tersebut menangalami perubahan harian (diurnal) seiring dengan bergantinya waktu pagi,siang dan sore hari. Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan turgor sel penjaga meningkat (Taiz et al., 2004)
            Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang terlalu berdekatan maka penguapan dari lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang dekatnya (Hariyanti,2010).
Kerapatan stomata tidak saja bervariasi antar jenis tetapi juga antar daun daritumbuhan yang sama. Tingkat kerapatan stomata dipengaruhi oleh faktor lingkunganseperti: suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban. Semakin tinggi intensitas cahaya,kerapatan stomata di kedua permukaan daun juga semakin meningkat. Kerapatan dan jumlah stomata yang banyak merupakan proses adaptasi dari tanaman terhadap kondisilingkungannya (Kimball, 2011).Mauseth dalam Arisanti (2005) menyatakan bahwa 5 tipe stomata berdasarkansusunan stomata yang umum yaitu:

Ø  Tipe anomositik, stomata dengan sel penutup yang dikelilingi oleh sejumlah selyang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Jenis iniumum terdapat pada Ranunculaceae, Capparidaceae, Cucurbitaceae,Malvaceae,Asplenium nidus, Ficus sp
Ø  Tipe anisositik atau jenis Cruciferaceae, stomata dengan sel penutup dikelilingitiga buah sel tetangga yang tidak sama besar. Jenis ini umum terdapat padaCruciferae, Nicotiana, Solanum,Canna indica, Kalanchoe sp.3.
Ø  Tipe parasitik, stomata dengan sel yang mudah dikenali. Setiap sel penutupdiiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itusejajar sumbu sel penutup serta celah. Jenis ini umumnya terdapat pada Rubiaceae, Magnoliaceae, kebanyakan spesies Convol vulaceae, Mimosaceae, Rhoe discolor 
Ø  Tipe diasitik atau jenis Caryophyllaceae, stoma yang dikelilingi dua seltetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadapsumbu melalui panjang sel penutup serta celah. Jenis ini umum terdapat padaCaryophyllaceae, Acanthaceae.5.
Ø  Tipe aktonositik, stomata yang dicirikan dengan sel penjaga yang dikelilingidengan banyak sel tetangga yang tersusun secara radial di sekelilingnya.
Jumlah dan Letak Stomata Stomata terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama pada daun-daun tanaman. Pada daun yang berwarna hijaustomata terdapat pada satu permukaannya saja (Kartosapoetra, 1991).
MenurutSalisbury dan Ross (1995) setiap melimeter persegi permukaan daun mempunyai kira-kira 100 stomata, tapi jumlahnya ini dapat mencapai 10 kali lipat dan maksimum berjumlah 2230. Jumlah stomata dapat diklasifikasikan menjadi: sedikit (1-50), cukup banyak (51-100), banyak (101-200), sangat banyak 6 (201- > 300) dan tak terhingga (301 - > 700) (Haryati, 2010).Jumlah stomata bervariasi diantara jenis-jenis tumbuhan.
Keadaan lingkungan juga mempengaruhi kerapatan stomata. Daun yang tumbuh pada lingkungan kering dandibawah cahaya dengan intensitas tinggi cenderung mempunyai stomata banyak dankecilkecil dibandingkan dengan yang hidup pada lingkungan basah dan terlindung.Variasi juga terjadi dalam distribusi stomata. Ada yang hanya di permukaan epidermisatas saja atau di permukaan bawah dan ada juga di kedua permukaan, tetapi permukaan bawah umumnya berjumlah lebih banyak dari pada di permukaan atas. MenurutSalisbury dan Ross (1995) bahwa stomata terdapat di permukaan bawah daun, tetapisering ditemui di kedua permukaan, meskipun lebih banyak terdapat di bagian bawah.
Pada tumbuhan air yang daunya terapung dipermukaan air hanya mempunyai stomatadi bagian atas, dan tumbuhan yang terendam air tidak memiliki stomata sama sekali.Pada dikotil berdaun lebar stomata tersebar secara acak, sedangkan pada monokotil berdaun sempit memanjang stomata tersusun dalam baris-baris teratur sejajar dengan panjang daun. 
Damayanti (2007) menyatakan bahwa pada daun dengan sistem pertulangan menjalar stomata menyebar tidak teratur sedangkan pada daun dengansistem pertulangan sejajar seperti pada Gramineae, stomata tersusun dalam barisanyang sejajar. Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungandengan udara terutama di daun. Stomata tidak ditemukan di akar dan seluruh permukaan beberapa tumbuhan parasit yang tanpa klorofil. Stomata dapat jugaditemukan pada daun mahkota, tangkai sari, daun buah dan biji tetapi biasanya stomatatersebut tidak berfungsi (Fahn, 1991).


C.     ALAT DAN BAHAN
1.      ALAT
·         Mikroskop
·         Pipet tetes
·         Objek glass
·         Deks glass
·         Tissue
2.      BAHAN
·         Daun waru
·         Daun jarak
·         Daun jamu biji
·         Daun jambu air
·         Daun pisang
·         Daun mawar
·         Daun lili
·         Daun pandan
·         Daun kembang sepatu
·         Daun pepaya
·         Daun jagung
·         Daun padi
·         Daun beringin
·         Daun puring
·         Daun lengkuas
·         Daun tebu
·         Daun rhoeo discolor
·         Kloralhidrat
·         Aquadest

D.     PROSEDUR KERJA
Ø  Sediakan mikroskop ang baik dan telah nyala.
Ø  Gunakan lensa pembesaran 20 x pada mikroskop
Ø  Letakkan sedikit sekali sampel pada objek glass.
Ø  Kemudian tetesi kloralhidrat atau aquadest ke sampel yang ada di objek glass.
Ø  Kemudian timpa dengan deks glass .
Ø  Amati dibawah mikroskop.
Ø  Lakukan langkah diiatas untuk semua sampel
Ø  Catat hasil pengamatan




NO

NAMA SAMPEL

MAKROSKOPIIK
MIKROSKOPIK
Dari percobaan
Dari Internet
1
Daun waru



 
2
Daun jarak



 

3
Daun jamu biji

 


4
Daun jambu air






5
Daun pisang


 



6
Daun mawar





7
Daun lili
 





8
Daun pandan


 


9
Daun kembang sepatu







10
Daun pepaya






11
Daun jagung






12
Daun padi






13
Daun beringin






14
Daun puring





15
Daun lengkuas


 


16
Daun tebu


 


17
Daun rhoeo discolor


 




18
Daun waru





19
Daun mangga


 



PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bahan yang digunakan pada tumbuhan monokotil yaitu daun jagung ( Zea mays) . Dan pada tumbuhan dikotil yaitu daun beringin (Ficus spp) dan daun mangga (Mangifera indica).
a. Daun jagung (Zea mays)
Pada daun jagung (Zea mays) yang merupakan tumbuhan monokotil yang hidup di daratan memiliki bentuk stomata yang memanjang dengan bagian ujung membesar,  berdinding tipis, dan berbentuk kecil dibagian tengah yang membuktikan bahwa pada daun jagung terdapat modifikasi epidermis berupa stomata yang berbentuk halter (memanjang). Selain itu daun jagung memiliki tipe stomata yang sel penjaga sejajar dan stomatanya tersusun berderet sejajar dengan permukaan epidermis dan juga tipe ini terdapat pada tumbuhan familia Graminea (Poaceae) dan Cyperaceae.
Pengamatan kedelapan adalah dengan menggunakan daun jagung Sebelum kita melakukan pengamatan kita mempersiapkan mikroskop cahaya, setelah itu mengambil daun jagung (Zea mays), kemudian mengiris setipis mungkin dengan menggunakan silet. Pada irisan daun lili, kami melihat adanya stomata yang dikelilingi sel tetangga yang melingkar secara radial yang jumlah sel tetangganya berjumlah empat atau lebih. Tipe stomata pada daun adalah jagung (Zea mays) diasitik. Pada daun jagung terdapat stomata yang berbentuk diantgus-diasthik seperti bulat telur, pada stomata terdapat bagiam-bagian diantaranya sel tetangga, sel penutup, inti sel, pada bagian dorsal terdapat jaringan epidermis. Epidermis ini berfungsi sebagai pelindung jaringan dibawahnya
b. Daun Beringin (Ficus spp)
Daun Beringin (Ficus spp) merupakan tanaman dikotil dan hidup di darat yang memiliki susunan epidermis yang begitu nampak mengelilingi stomata yang tersebar. Letak stomata pada daun beringin ini menyebar tidak teratur. Pada saat dilakukan pengamatan, ditemukan stomata yang pada umumnya semua stomata masih terbuka. Hal ini terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor dari luar seperti pengaruh cahaya dan waktu pengambilan sampel. Daun beringin yang diambil pada siang hari ketika diamati terlihat stomata dengan jelas dan juga terlihat adanya gerakan yang datangnya dari sel-sel penutup yang mampu melakukan perubahan-perubahan gerakan karena memiliki dinding sel yang bersifat elastis dan yang tidak sama tebalnya. Perubahan bentuk dan gerak pada sel penutup ini tentu ada yang medorong yaitu pengaruh dari luar seperti temperatur, air, radiasi dan zat-zat kimia.
Stomata daun beringin pada pagi atau siang hari membuka, dikarenakan Intensitas cahaya matahari konsentrasi CO2 dan asam absisat (ABA). Cahaya matahari merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO2 yang rendah di dalam daun juga menyebabkan stomata membuka. Sedangkan pada malam hari stomata daun beringin menutup, karena pada malam hari terjadi pembasan ion yang menyebabkan stomata menutup. Daun tanaman beringin termasuk golongan daun hipostomatik yaitu memiliki stomata pada salah satu sisi daun yaitu permukaan bawah. Hal ini menunjukkan sangat sedikit kemungkinan dan bahkan tidak ada stomata yang terdapat pada sisi bagian atas daun beringin.
c. Daun Mangga (Mangifera indica)
Daun mangga (Mangifera indica) merupakan jenis tumbuhan dikotil yang hidup di darat. Stomata pada tumbuhan daun mangga terdiri dari dua sel penjaga berbentuk ginjal. Stomata akan membuka apabila daun tanaman tersebut mengandung banyak air, sedangkan akan menutup apabila kadar air pada daun tanaman tersebut telah berkurang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, stomata pada tanaman mangga membuka. Karena daun yang diamati masih mengandung banyak air meskipun daun mangga tersebut diambil pada waktu siang hari maupun malam hari.
d. Daun Waru (Hibiscus tiliaceus)
Pada daun waru (Hibiscus tiliaceus) tidak ditemukan adanya stomata pada bagian permukaan atas daun maupun bagian permukaan bawah daun, melainkan ditemukan adanya trikoma pada bagian permukaan bawah daun. Trikoma pada daun waru ini merupakan trikoma non-granduler, bentuknya seperti rambut bercabang dan bersel banyak. Trikoma yang terdapat di permukaan epidermis daun ini bertujuan untuk mengurangi penguapan pada daun waru(Hibiscus tiliaceus).
Pada trikomata yang berbentuk bintang  merupakan trikomata yang tidak menghasilkan secret pada epidermis.
e. Daun Pisang (Musa paradisiaca)
Pisang adalah salah satu jenis tanaman atau tumbuhan terna yang memiliki ukuran relatif besar atau raksasa yang berdaun besar dengan suku Musaceae. Tanaman pisang ini juga merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dengan baik pada iklim tropis maupun sub tropis. Ada dua jenis tanaman pisang yaitu tanaman pisang komersial dan tanaman pisang hias, sedangkan berdasarkan pakar  botani ada beberapa jenis tanaman pisang yaitu Musa acuminat, M. Balbisiana dan M. Paradisiaca. Daun tanaman ini berbentuk bulat memanjang dan melebar, dengan pertulangan daun yang besar yang terbentuk dari pelepah, bagian ujung daun tumpul dan bagian tepi merata. Pada umumnya, daun ini memiliki warna kehijuan, dan juga tampak garis berwarna keputihan pada permukaan daun.
f. Daun Bunga Ungu (Rhodeoscalar)

Dari hasil pengamatan kami yang keenam yaitu tentang daun Rhodeoscalar, setelah kita buat preparat sayatan pada daun dengan menggunakan silet atau pinset, kemudian kita amati di bawah mikroskop dengan perbesaran standar 10 x 10, dapat kita ketahui adanya stomata dan juga terlihat jelas sel penutup dan sel tetangga pada daun tersebut. Jika dibandingkan oleh literatur daun Rhodeoscalar ini merupakan jenis stomata anisositik yang dilihat berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup. Kami mengklasifikasikannya dalam jenis stomata tersebut karena dari pengamatan jelas terlihat pada sel penutupnya dikelilingi tiga buah sel tetangga tapi juga ada yang empat sel tetangga yang masing-masing tidak sama besar. Dan juga pada saat pengamatan bagian sel tetangga terlihat berwarna hijau kehitaman, sedangkan ruang udara dalam berwarna pink muda.

Pada dikotil dapat dibedakan empat jenis stomata berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup. Salah satunya daun Rhodeoscalar jenis anisositik atau jenis Cruciferae yaitu sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar.
Pada sel tidak menjadi hijau seperti sel epidermis atau sel rambut tangkai sari misalnya pada daun Rhodeoscalar, plastida tetap tak berwarna yang disebut dengan leukoplas, karena kurangnya radiasi atau sinar matahari, berbentuk bulat, lebih kecil, apabila terkena sinar matahari berubah menjadi kloroplas (Hidayat, 1995).
Leukoplas (tak berwarna) pada daun Rhodeoscalar ini biasanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan (Sutrian, 2004)

g. Daun Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis)

Pengamatan yang ketujuh yaitu pada daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) ini dibuat preparat sayatan daun setipis mungkin lalu diletakkan pada gelas benda bersih yang telah ditetesi air kemudian ditutup dengan gelas penutup. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10. terlihat adanya stomata, sel penutup, sel tetangga dan ruang udara dalam. Dan jika dilihat dari susunan stomatanya termasuk anomositik.
Jenis anomositik atau jenis Ranunculaceae. Sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Jenis ini umum terdapat pada Ranunculaceae, Capparidaceae dan lain-lain. (Hidayat, 1995).

KESIMPULAN
Stomata merupakan bagian pada epidermis organ tumbuhan yang terdiri dari suatu celah yang dikelilingi oleh sel khusus yang disebut sel penjaga. Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis.
Stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi olehdua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup, dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang- lubang yangada diantaranya. Stomata ini berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dansebagai jalan pernapasan (respirasi). Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Stomata pada daun memiliki dua tipe yakni tipe ginjal dan tipe halter. Tipe ginjal yaitu stomata tampak terbelah 2 seperti ginjal manusia, Tipe halter yaitu pada bagian ujung sel penutup membesar, dinding sel pada ujung-ujung juga membesar, relatif tipis dari pada dinding sel bagian bawah dan sel penutup membuka ke arah sejajar dengan permukaan epidermis.
Fungsi stomata yaitu Sebagai jalan masuknya CO2 dari  udara pada proses  fotosintesis, Sebagai jalan penguapan (transpirasi), juga Sebagai jalan pernafasan (respirasi).
Pada saat stomata membuka akan terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga. Ion kalium ini berasal dari sel tetangganya. Cahaya sangat berperan merangsang masuknya ion kalium ke sel penjaga dan jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap, maka ion kalium akan kembali keluar sel penjaga.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.
1.      Pada irisan daun bunga ungu (Rhodeoscalar) terdapat stomata dan juga terlihat jelas sel penutup dan sel tetangga pada daun tersebut. Jika dibandingkan oleh literatur daun Rhodeoscalar ini merupakan jenis stomata anisositik yang dilihat berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup.
2.      Pada irisan daun bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis), Pada daun Hibiscus terlihat adanya stomata, sel penutup, sel tetangga dan ruang udara dalam. Dan jika dilihat dari susunan stomatanya termasuk anomositik.
3.      Pada daun waru (Hibiscus tiliaceuss) yang telah diamati tampak adanya trikomata dengan jenis rambut bercabang bersel banyak  dan berwarna hijau agak tua. Rambut-rambut ini berbentuk seperti bintang.

4.      Pada irisan jagung (Zea mays) kami melihat adanya stomata yang dikelilingi sel tetangga yang melingkar secara radial yang jumlah sel tetangganya berjumlah empat atau lebih. Tipe stomata pada daun jagung (zea mays)adalah dianthus diasitik.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, J. 2010. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Jakarta: SITC.
Dai, Wang. 2006. Development Mechanisme And Distribution Stomata Clusters. Journal Of Plant Physiology. 1:53, 348-349.
Papuangan, N. 2014. Jumlah dan Distribusi Stomata Pada Tanaman Penghijauan di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi. 3:1, 287-292.
Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman Dikotil dan Monokotil. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi. 18:2, 21-28.
Rompas, Y. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Biologos. 1:1, 13-19.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

JARINGAN PENGANGKUT PADA TUMBUHAN (XILEM DAN FLOEM)

Soal farmasi fisik semester 4