BENDA BENDA ERGESTIK (pada tumbuhan RHIZOMA)


LAPORAN BOTANI FARMASI II
BENDA BENDA ERGASTIK
(pada tumbuhan RHIZOMA)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : KELOMPOK V
KELAS 2.1
170205050                  Ririn M Pandiangan               170205057      Yohana Nababan
170205051                 Risnawat R Depari                  170205058      Susan Lorensa
170205052                 Anita C Sihotang                     170205059      Liber K Humenru
170205054                 Cut devi syuatmi                     170205060      Nurul Febrianti
170205056                 Rivay J Pasaribu                     170205169      Elisabet P Tarigan

Dosen pembimbing : Alfi Safitri M.pd


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2019











IDENTIFIKASI ALEURON SECARA MIKROSKOPI
A.     TUJUAN
·         Untuk dapat mengetahui dan dapat membedakan macam-macam fragmen-fragmen yang umum digunakan dalam sediaan farmasi.
·         Untuk mengetahui fragmen-fragmen yang ada dalam objek yang diamati
B.     TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan memiliki banyak kandungan senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat. Terkadang, banyak penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimia melainkan dapat disembuhkan dengan obat alami dari tumbuhan.
Curcumae domesticae Rhizoma ( rimpang kunyit) adalah salah satu simplisia yangbanyak digunakan sebagai bahan alami dalam pembuatan obat. Curcumae domesticae Rhizoma (rimpang kunyit)  digunakan sebagai obat analgesik dan penambah nafsu makan. Sebelum diolah menjadi bahan obat simplisia yang digunakan harus memenuhi standar dan persyaratan yang sudah ditetapkan, khususnya persyaratan kadar senyawa yang terkandung dalam simplisia.
Bahan alamiah kering berupa rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur (Kaempferia galanga L.) yang gunakan untuk obat dan belum mengalami pengolahanapapun. Tanaman ini sudah berkembang di Pulau Jawa dan di luar Jawa sepertiSumatera Barat, Sumatera Utara dan Kalimantan Selatan. Sampai saat ini karakteristik utama yang dapat dijadikan sebagai pembeda kencur adalah daun dan rimpang.
Jahe atau zingiber officinale merupakan salah satu tanaman berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer dikalanganmasyarakat baik sebagai bahan rempah dapur ataupun bahan obat.Jahe dipekirakan berasal dari asia pasifik yang penyebarannya mulai dari India hinggawilayah cina.
Dari India, jahe mulai dijadikan sebagai bahan rempah untukdiperjualbelikan yang jangkauan pemasarannya hingga wilayah asia tenggara, jepang,tiongkok, hingga wilayah timur tengah.Jahe masuk kedalam suku temu-temuan (Zingiberancae), nama imiah jahe berasal dari bahasa yunani zingiberi yang diberikan oleh seorang bernama William Roxburgh.Tanaman ini masih masih satu famili dengan temu-temuan lainnya semisal temu hitam(curcuma aeruginosa), kencur (Kaempferia galanga), temu lawak (Cucuma xanthorrizha),lengkuas (Languas galangal), dan sebagainya
Untuk mengetahui mutu dari simplisia yang akan kita gunakan, dapat dilakukan pemeriksaan yaitu secara organoleptik, makroskopik, mikroskopik, serta secara kimia.Mengetahui kandungan senyawa apa saja yang terkandung dalam simplisia yang akan kita gunakan juga penting dalam pemanfaatan simplisia tersebut untuk pengobatan.
Dari uraian tersebut maka praktikan melakukan identifikasi simplisia, uji kemurnian, dan skrining fitokimia sehingga dapat diketahui kemurnian dan senyawa apa saja yang terkandung dalam simplisia tersebut.

C.     ALAT DAN BAHAN
1.      ALAT
·         Mikroskop
·         Pipet tetes
·         Objek glass
·         Deks glass
·         Tissue
2.      BAHAN
·         Rimpang jahe
·         Rimpang temulawak
·         Rimpang kencur
·         Rimpang kunyit
·         Kloralhidrat
·         Aquadest

D.     PROSEDUR KERJA
Ø  Sediakan mikroskop ang baik dan telah nyala.
Ø  Gunakan lensa pembesaran 20 x pada mikroskop
Ø  Letakkan sedikit sekali sampel pada objek glass.
Ø  Kemudian tetesi kloralhidrat atau aquadest ke sampel yang ada di objek glass.
Ø  Kemudian timpa dengan deks glass .
Ø  Amati dibawah mikroskop.
Ø  Lakukan langkah diiatas untuk semua sampel
Ø  Catat hasil pengamatan




E.      HASIL PENGAMATAN

NAMA SAMPEL

MAKROSKOPIIK
MIKROSKOPIK
Dari percobaan
Dari Internet

Jahe
(Zingiber officinale)





Temulawak
(Curcuma zanthorrhiza)





Kencur
(Kaempferia galanga L.)





Kunyit
(Curcuma domestica Val. )





PEMBAHASAN
Umbi atau rimpang memiliki bentuk, tipe dan ukuran amilum yang bervariasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk, tipe dan ukuran amilum rimpang temulawak, rimpang kencur, rimpang kunyit, dan rimpang jahe. Bentuk amilum dari beberapa sampel yang kami teliti berbeda beda. Pada percobaan pertama pada sampel
Pada umumnya, amilum dapat terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilopektin dan amilosa. Kandungan yang dimiliki amilosa dan amilopektin bervariasi antara satu tanaman dengan yang lain.
Selain itu, amilum tersusun dari 20% bagian yang dapat larut dengan air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak dapat larut dengan air (amilopektin). Amilosa: Tersusun dari 250-300 unit D-glukosa yang saling berikatan, dengan masing-masing 1,4 glikosidik. Sehingga molekulnya mirip rantai terbuka.
Amilopektin: sebagian besar tersusun atas molekul D- glukosa dan mempunyai ikatan antara 1,4- 1,6 glikosidik. Ikatan glikosidik 1,6 mengakibatkan terbentuknya cabang, sehingga molekul amilopektin memiliki bentuk rantai terbuka dan bercabang. Selain itu, bentuk molekul amilopektin lebih besar dari pada amilosa, karena terusun dari 1000 unit glukosa bahkan lebih.
Pada setiap tanaman, butiran amilum memiliki susunan dan bentuk tertentu. Namun secara umum berbentuk bundur, tetapi ada juga yang berbentuk lojong.
Perbedaan susunan dan bentuk butir amilum dikarenakan adanya titik permulaan terbentuknya butir tepung(disebut hilus), disetiap butir tepung.
Jika dilihat dari posisi hilus, butir amilum bisa digolongkan menjadi dua jenis yaitu hilus tengah(amilum konsentris) dan hilus di tepi(amilum eksentri). Sedangkan jika dilihat dari jumlahnya, hilus bisa dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain berjumlah satu(monoadelph), hilus berjumlah dua dan masing-masing dikelilingi lamela(diadelph atau setengah majemuk), dan hilus berjumlah banyak dan masing-masing dikelilingi lamela(poliadelph atau majemuk). Jika jumlah hilus banyak sehingga berdasarkan dalam sel mengakibatkan sisi-sisi sel membentuk sudut.
            Amilum pada rimpang jahe memiliki bentuk amilum membulat, dengan ukuran ada yang kecil dan ada yang sedang, berada dengan keadaan menyebar tak beraturan.
Amilum pada rimpang kencur  memiliki bentuk bulat, dengan ukuran lebih kecil dari jahe, berada dengan keadaan yang rapat.
Amilum pada rimpang temulawak memiliki bentuk amilum panjang, dengan ukuran besar, berada dengan keadaan tidak beraturan dan tidak rapat dengan jumlah sedikit.
Amilum pada rimpang kunyit memiliki bentuk amilum memanjang, dengan ukuran besar, berada dengan keadaan banyak dan rapat.

Kesimpulan
Berdasarkan bentuk amilum dari hasil penelitian dapat dikelompokkan menjadi 3 bentuk yaitu:
1.      Bentuk membulat sedang terdapat pada amilum jahe(Zingiber Officinale) dan amilum kencur(Kaempferia galanga)
2.      Bentuk memanjang besar terdapat pada amilum kunyit(Curcuma domestica)
3.      Bentuk panjang kecil erdapat pada temulawak(curcuma xanthorriza)

Daftar Pustaka
Tjitrosomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: Gajag Mada University Press.
Tjitrosomo, S. 1985. Botani Umum Jilid II. Bandung: Penerbit Angkasa.
Dwidjoseputro. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia
Loveless. 1990. Prinsip - prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Topis. Jakarta: Gramedia. Malcome. B. W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Bandung.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

STOMATA PADA DAUN TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL

JARINGAN PENGANGKUT PADA TUMBUHAN (XILEM DAN FLOEM)